Jl. Lintas Liwa Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat

Monday, January 11, 2016

Terungkap Cara Pemda Selewengkan Dana Desa

Terungkap Cara Pemda Selewengkan Dana Desa


Liputan6.com, Jakarta - Pusat Telaah dan Informasi Regional (Pattiro) menemukan masih banyak pemerintah kabupaten yang belum menjalankan amanat Undang-Undang Desa untuk mengalirkan setidaknya 80 persen dana desa pada pencairan tahap kedua, Agustus 2015 lalu. Lembaga kajian tersebut bahkan menemukan fakta bahwa pada awal Oktober, masih ada desa yang hanya menerima 60 persen dari dana desa terutama di kawasan timur Indonesia. 

Direktur Eksekutif Pattiro, Sad Dian Utomo menjelaskan, sampai saat ini pencairan dana desa telah lebih dari Rp 20 triliun. Jika pemerintah tidak kembali mengulur-ulur waktu, pada bulan November 2015, pencairan dana desa tahap terakhir seharusnya akan dimulai. 

Sebelumnya, proses pencairan dana desa tahap satu dan dua banyak mengalami kendala, dari proses pencairan dari pusat ke kabupaten dan dari kabupaten ke desa. Dari hasil penelusuran pattiro, masalah lambatnya pencairan lebih banyak muncul pada proses yang terakhir.

Ada beberapa modus yang digunakan pemerintah kabupaten untuk mengambil keuntungan dari proses pencairan dana desa. Modus pertama, pemerintah kabupaten kerap tidak bersifat transparan kepada perangkat dan masyarakat desa dalam memberikan informasi jumlah dana yang telah menjadi hak desa. 

“Sering kali, desa tidak diberi informasi mengenai berapa sesungguhnya jumlah uang yang akan mereka terima dari pemerintah pusat. Jika pun hal itu disampaikan, tak jarang jumlah dana desa yang diinformasikan kepada mereka berbeda dengan yang tercantum di dalam peraturan bupati," jelas Sad Dian seperti tertulis dalam keterangan tertulis, Rabu (21/10/2015). 

Akibat kurang pendampingan dan sosialisasi dari pemerintah pusat, pada tahap satu pencairan, banyak pemerintah kabupaten yang tidak mengetahui bahwa dana desa berasal sepenuhnya dari APBN. 

“Seperti yang terjadi di salah satu kabupaten di Sulawesi Selatan, pemerintahnya mengatakan kepada para kepala desa bahwa dana 40 persen yang mereka terima, 20 persenberasal dari APBN dan sisanya dari ADD. Inilah sebab masih ada desa yang sampai saat ini baru menerima 60 persen dari dana tersebut,"  tuturnya. 

Alih-alih segera memberikan sisanya, pemerintah kabupaten justru memanfaatkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan perangkat desa akan hal ini untuk tetap menyimpan 20 persen dana milik desa.

Banyak pula pemerintah kabupaten yang menunda penyaluran dengan alasan desa belum siap secara administrasi yaitu belum memiliki Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APB Desa).

“Dengan alasan inilah kemudian pemerintah kabupaten mendepositokan dana desa agar kemudian bisa mengambil keuntungan darinya,” tambag Sad Dian.

Selain itu, pemerintah kabupaten tak jarang memanfaatkan posisi pemerintah desa yang masih lemah untuk mengambil keuntungan. Salah satu modus yang digunakan pemerintah kabupaten yang Pattiro temukan adalah membebankan biaya pelaksanaan program seperti program pelatihan yang mereka miliki ke APB Desa. 

“Yang lebih parahnya lagi, pemerintah kabupaten masih membebankan biaya sekitar Rp 10 juta kepada desa agar pemerintahnya bisa mengikuti program pelatihan ini”, katanya. 

Cara lain untuk mengeruk rupiah berlebih juga kabupaten lakukan dengan menarik dana dari APB Desa setidaknya Rp 35 juta per desa untuk biaya pengadaan perlengkapan kantor dan sound system. 


Dana desa itu memang benar digunakan untuk membeli perlengkapan kantor dan sound system, tapi wewenang untuk menunjuk perusahaan penyedia barang tersebut diambil alih oleh kabupaten. Ini menunjukkan bahwa pemerintah desa masih lemah karena mereka manut saja dengan perintah dari kabupaten tanpa mempertanyakan hal itu sebelumnya”, pungkas Sad Dian. 

Monday, January 4, 2016

MEA & NEW CHALLENGE 2016

 MEA & NEW CHALLENGE 2016


Tanpa upacara khusus, hari kemarin 31 Desember 2015, secara resmi MEA mulai diberlakukan. Dalam MEA, pasar untuk produk kita tidak lagi sebatas 240 juta pernduduk Indonesia, tetapi 615 juta penduduk di 10 negara ASEAN.
Tahukah anda bahwa kesepakatan pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN muncul pada saat KTT ASEAN ke-9 di Bali tahun 2003.
Dalam blueprint Masyarakat Ekonomi ASEAN itu terdapat empat pilar pendekatan strategis. Yakni menuju pasar tunggal dan basis produksi, menuju wilayah ekonomi yang berdaya saing tinggi, menuju kawasan dengan pembangunan ekonomi yang seimbang, dan menuju integrasi penuh dengan ekonomi global.
MEA secara ringkas berisi lima hal: diberlakukannya arus bebas antar sesama negara di ASEAN, meliputi :
1. Arus bebas Barang
2. Arus bebas Jasa
3. Arus bebas TK Trampil.
4. Arus bebas Modal
5. Arus bebas Investasi
Untuk kelima hal tersebut, kita punya kesempatan yang sama. Apakah kita akan menyerbu negara Asean lain dengan Barang, Jasa, Tenaga Kerja Trampil, Modal dan Investasi, atau sebaliknya justru kita yang akan diserbu. Semuanya terpulang kepada kita.

NEW CHALLENGE 2016
Begawan Pemasaran Hermawan Kertajaya menyampaikan penerapan MEA tgl 1 Januari 2016 ini. Sdh ditandai dg adanya 1.000 supir taxi di Filipina yg belajar bahasa Indonesia, Ratusan pebisnis Thailand yg intensif mempelajari bahasa Jawa, intinya tahun 2016 adalah tahun pemanasan menuju pasar tunggal ASEAN dimana bukan hanya "flow of product" yg sangat tinggi, namun jg "flow of services & human" nya.
Ayo siapkan diri utk semakin profesional & excellence. ✌😃👍

Kapur dan Sirih MEA

“http://ekbis.sindonews.com/”
Menyambut tahun baru 2016, pakar ekonomi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, FX Sugiyanto menekankan Indonesia harus menganggap seriusMasyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai berlaku awal tahun ini
2016 adalah tahun persaingan setiap elemendi Indonesia dengan dibukanya keran pasar bebas ASEAN tersebut “Di tahun ini, siapa yang sudah siap maka akan berjaya. Namun sebaliknya, bagi mereka yang belum siap, maka akan tersingkir dengan sendirinya,” jelasnya, Jumat (1/1/2016). 

Dia juga menerangkan bahwa MES memiliki dua dampak bagi kehidupan masyarakat. Pertam yakni bias positif dan juga dampak negatif dari pergulatan perdagangan bebas itu. MEA sendiri diyakininya akan membuat masyarakat untuk terus meningkatkan kualitas hidupnya, baik kualitas personal maupun produk-produk agar mampu bersaing dengan bangsa lain. 

Dengan persaingan yang semakin ketat itu, maka Dia menekankan kualitas baik jasa maupun barang yang beredar di Indonesia ini juga akan semakin bermutu. “Dampak negatifnya jika masyarakat belum siap, mereka hanya akan menjadi penonton dan tersingkir. Sebab bangsa lain sudah jauh-jauh hari menyiapkan kedatangan tahun 2016 ini,” imbuhnya.

Semua elemen menurutnya  siap tidak siap harus siap menghadapi tahun ini. Meski begitu, pendampingan dan proteksi dari pemerintah juga sangat diperlukan agar masyarakat dapat eksis dan mampu bersaing dengan tenaga kerja atau produk-produk dari Negara asing.

“Edukasi dan pendampingan harus terus dilakukan, meski saat ini sudah memasuki tahun MEA, namun masih terbuka kesempatan untuk mematangkan berbagai persiapan. Apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah selama ini harus terus digalakkan agar nantinya dapat berhasil sesuai apa yang dicita-citakan,” pungkasnya

NAWACITA DAN KAMUFLASE


8 Profesi yang Bersaing Ketat dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN
www.liputan6.com/tag/mea-2015
Berikut 8 profesi yang akan bersaing dalam MEA, seperti tertuang dalam ASEAN Mutural Recognition Arrangement (MRA), yang dikutip Senin (4/1/2015)
Insinyur atau Sarjana Teknik
Salah satu profesi yang akan bersaing dalam MEA adalah Sarjana Teknik. Ini berlaku untuk semua Sarjana Teknik. Ada sekitar 14 jenis profesi insinyur atau Sarjana Teknik, mulai dari teknik mesin, geodesi, teknik fisika, teknik sipil, dan hingga teknik kimia.
Arsitek
Arsitek adalah mereka yang ahli merancang bangunan. Luasnya lahan kerja seorang arsitek, karena menyangkup banyak bidang seperti interior, lingkup bangunan, lingkup kompleks bangunan, sampai kota dan regional, membuat profesi ini akan mengalami persaingan yang sangat ketat dalam MEA
Tenaga Pariwisata
Mengingat Indonesia memiliki banyak objek wisata, tenaga pariwisata menjadi lahan pekerjaan yang paling dibutuhkan saat ini. Tantangan yang sesungguhnya terjadi saat ini karena banyak pemodal asing yang berinvestasi di sektor pariwisata Indonesia. 
Tak hanya pramuwisata, jenis tenaga pariwisata sangat banyak mengingat sektor ini juga sangat luas dan berkaitan dengan profesi lainnya, seperti pramugari, pilot, katering, hingga jasa perhotelan
Akuntan
Akuntan adalah merea yang ahli di bidang akuntansi. Profesi ini dibedakan atas beberapa macam, yaitu akuntan publik, akuntan intern, akuntan pemerintah, hingga akuntan pendidikan. Mengingat banyaknya profesi akuntan handal yang dibutuhkan, Sarjana Akuntansi akan bersaing ketat dengan tenaga kerja asing yang tak kalah kualitasnya
Dokter Gigi
Angka profesi dokter gigi masih sangat jarang di Indonesia jika dibandingkan dengan profesi lain. Jumlah tenaga ahlinya tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga profesi dokter gigi menjadi salah satu profesi yang dibutuhkan saat ini. Jangan sampai profesi ini nantinya menjadi ladang empuk bagi tenaga kerja asing di Indonesia
Tenaga Survei
Tenaga Survei dalam hal ini adalah mereka tenaga ahli dalam bidang pengukuran bumi, pengukuran tanah dan darat. Tenaga ahli ini berasal dari kampus-kampus yang mengajarkan ilmu bumi, seperti Teknik Geodesi dan Geomatika. Hingga saat ini, kebutuhan akan tenaga ahli survei ini sangat dibutuhkan oleh Indonesia
Praktisi Medis
Dibukanya keran MEA memungkinkan Anda bertemu dengan dokter asing saat berada di Rumah Sakit. Tenaga ahli di bidang kedokteran menjadi profesi yang sangat bersaing ketat dengan berbagai negara yang tergabung dalam MEA. Jika tidak mampu bersaing, jangan heran jika Rumah Sakit yang Anda kunjungi dipenuhi oleh tenaga medis asing
Perawat
Kebutuhan akan hidup sehat tentu menjadi kebutuhan semua orang. Oleh karenanya tenaga ahli di bidang kedokteran sangat dibutuhkan. Tak hanya dokter, perawat juga perlu memiliki kompetensi yang unggul agar dapat bersaing dengan tenaga perawat asing. Jika Anda merupakan seorang perawat dengan kompetensi unggul dan memiliki jam terbang yang tinggi, tidak ada salahnya untuk bekerja di Rumah Sakit luar negeri, namun jika Anda merasa belum memiliki jam terbang tinggi, ada baiknya Anda meningkatkan kompetensi diri Anda agar dapat bersaing.


KAMUFLASE

Indonesia yang belum bisa bersaing dengan negara-negara ASEAN adalah: Pertama, Indonesia belum mampu atau tidak mau mengolah sumberdaya alam yang dimilikinya. Sekarang ini 40% ekspor Indonesia berupa bahan mentah dari sumberdaya alam seperti batubara, minyak nabati, gas, dan minyak bumi. UU baru yang melarang ekspor mineral mentah barangkali merupakan angin segar tetapi harus didukung dengan modal dan teknologi tinggi untuk mengolahnya
Kedua, SDM Indonesia sampai saat ini juga tergolong masih rendah kualitasnya, terutama ahli-ahli atau sarjana eksakta (teknik) yang masih kurang
Pendidiakan 9 tahun yang dicanangkan oleh pemerintah dan telah berjalan selama ini kemungkinan besar tidak berdampak baik bagi masyarakat, karena pendidikan 9 tahun hanya sebatas tingkat SLTP/sederajat tidak memberikan keahlian yang mengarah keahlian yang profesiona, maka masyarakat Indonesia yang memiliki pendidikan rendah dan tidak memiliki keahlian mau tidak mau akan mengalami pergeseran level status ketika masyarakat dari anggota MEA masuk dan menduduki posisi jabatan lebih tinggi.
Ketiga, infrastruktur Indonesia yang buruk juga menyebabkan ekonomi biaya tinggi bagi produksi barang dan jasa sehingga harganya tidak bisa bersaing di pasar ASEAN
Keempat, di sektor jasa Indonesia sangat ketinggalan. Padahal seperti diketahui dalam ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS) sudah dibuka liberalisasi untuk profesi Akuntan, dokter, dokter gigi, insinyur, perawat, dan arsitek.
Kelima, sektor pertanian yang merupakan sektor potensial Indonesia ternyata banyak ditinggalkan oleh berbagai kebijakan pemerintah. Padahal negara ASEAN lain juga punya sektor unggulan sektor pertanian dan mereka mengembangkannya dengan sungguh-sungguh. Contohnya adalah Thailand, Vietnam dll


Bagaimana menurut Kamu tentang MEA...?

Cari Uang Sampingan...

ANDA SUKA

Budidaya Belut