Jl. Lintas Liwa Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat

Monday, January 4, 2016

MEA & NEW CHALLENGE 2016

 MEA & NEW CHALLENGE 2016


Tanpa upacara khusus, hari kemarin 31 Desember 2015, secara resmi MEA mulai diberlakukan. Dalam MEA, pasar untuk produk kita tidak lagi sebatas 240 juta pernduduk Indonesia, tetapi 615 juta penduduk di 10 negara ASEAN.
Tahukah anda bahwa kesepakatan pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN muncul pada saat KTT ASEAN ke-9 di Bali tahun 2003.
Dalam blueprint Masyarakat Ekonomi ASEAN itu terdapat empat pilar pendekatan strategis. Yakni menuju pasar tunggal dan basis produksi, menuju wilayah ekonomi yang berdaya saing tinggi, menuju kawasan dengan pembangunan ekonomi yang seimbang, dan menuju integrasi penuh dengan ekonomi global.
MEA secara ringkas berisi lima hal: diberlakukannya arus bebas antar sesama negara di ASEAN, meliputi :
1. Arus bebas Barang
2. Arus bebas Jasa
3. Arus bebas TK Trampil.
4. Arus bebas Modal
5. Arus bebas Investasi
Untuk kelima hal tersebut, kita punya kesempatan yang sama. Apakah kita akan menyerbu negara Asean lain dengan Barang, Jasa, Tenaga Kerja Trampil, Modal dan Investasi, atau sebaliknya justru kita yang akan diserbu. Semuanya terpulang kepada kita.

NEW CHALLENGE 2016
Begawan Pemasaran Hermawan Kertajaya menyampaikan penerapan MEA tgl 1 Januari 2016 ini. Sdh ditandai dg adanya 1.000 supir taxi di Filipina yg belajar bahasa Indonesia, Ratusan pebisnis Thailand yg intensif mempelajari bahasa Jawa, intinya tahun 2016 adalah tahun pemanasan menuju pasar tunggal ASEAN dimana bukan hanya "flow of product" yg sangat tinggi, namun jg "flow of services & human" nya.
Ayo siapkan diri utk semakin profesional & excellence. ✌😃👍

Kapur dan Sirih MEA

“http://ekbis.sindonews.com/”
Menyambut tahun baru 2016, pakar ekonomi Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, FX Sugiyanto menekankan Indonesia harus menganggap seriusMasyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai berlaku awal tahun ini
2016 adalah tahun persaingan setiap elemendi Indonesia dengan dibukanya keran pasar bebas ASEAN tersebut “Di tahun ini, siapa yang sudah siap maka akan berjaya. Namun sebaliknya, bagi mereka yang belum siap, maka akan tersingkir dengan sendirinya,” jelasnya, Jumat (1/1/2016). 

Dia juga menerangkan bahwa MES memiliki dua dampak bagi kehidupan masyarakat. Pertam yakni bias positif dan juga dampak negatif dari pergulatan perdagangan bebas itu. MEA sendiri diyakininya akan membuat masyarakat untuk terus meningkatkan kualitas hidupnya, baik kualitas personal maupun produk-produk agar mampu bersaing dengan bangsa lain. 

Dengan persaingan yang semakin ketat itu, maka Dia menekankan kualitas baik jasa maupun barang yang beredar di Indonesia ini juga akan semakin bermutu. “Dampak negatifnya jika masyarakat belum siap, mereka hanya akan menjadi penonton dan tersingkir. Sebab bangsa lain sudah jauh-jauh hari menyiapkan kedatangan tahun 2016 ini,” imbuhnya.

Semua elemen menurutnya  siap tidak siap harus siap menghadapi tahun ini. Meski begitu, pendampingan dan proteksi dari pemerintah juga sangat diperlukan agar masyarakat dapat eksis dan mampu bersaing dengan tenaga kerja atau produk-produk dari Negara asing.

“Edukasi dan pendampingan harus terus dilakukan, meski saat ini sudah memasuki tahun MEA, namun masih terbuka kesempatan untuk mematangkan berbagai persiapan. Apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah selama ini harus terus digalakkan agar nantinya dapat berhasil sesuai apa yang dicita-citakan,” pungkasnya

NAWACITA DAN KAMUFLASE


8 Profesi yang Bersaing Ketat dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN
www.liputan6.com/tag/mea-2015
Berikut 8 profesi yang akan bersaing dalam MEA, seperti tertuang dalam ASEAN Mutural Recognition Arrangement (MRA), yang dikutip Senin (4/1/2015)
Insinyur atau Sarjana Teknik
Salah satu profesi yang akan bersaing dalam MEA adalah Sarjana Teknik. Ini berlaku untuk semua Sarjana Teknik. Ada sekitar 14 jenis profesi insinyur atau Sarjana Teknik, mulai dari teknik mesin, geodesi, teknik fisika, teknik sipil, dan hingga teknik kimia.
Arsitek
Arsitek adalah mereka yang ahli merancang bangunan. Luasnya lahan kerja seorang arsitek, karena menyangkup banyak bidang seperti interior, lingkup bangunan, lingkup kompleks bangunan, sampai kota dan regional, membuat profesi ini akan mengalami persaingan yang sangat ketat dalam MEA
Tenaga Pariwisata
Mengingat Indonesia memiliki banyak objek wisata, tenaga pariwisata menjadi lahan pekerjaan yang paling dibutuhkan saat ini. Tantangan yang sesungguhnya terjadi saat ini karena banyak pemodal asing yang berinvestasi di sektor pariwisata Indonesia. 
Tak hanya pramuwisata, jenis tenaga pariwisata sangat banyak mengingat sektor ini juga sangat luas dan berkaitan dengan profesi lainnya, seperti pramugari, pilot, katering, hingga jasa perhotelan
Akuntan
Akuntan adalah merea yang ahli di bidang akuntansi. Profesi ini dibedakan atas beberapa macam, yaitu akuntan publik, akuntan intern, akuntan pemerintah, hingga akuntan pendidikan. Mengingat banyaknya profesi akuntan handal yang dibutuhkan, Sarjana Akuntansi akan bersaing ketat dengan tenaga kerja asing yang tak kalah kualitasnya
Dokter Gigi
Angka profesi dokter gigi masih sangat jarang di Indonesia jika dibandingkan dengan profesi lain. Jumlah tenaga ahlinya tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga profesi dokter gigi menjadi salah satu profesi yang dibutuhkan saat ini. Jangan sampai profesi ini nantinya menjadi ladang empuk bagi tenaga kerja asing di Indonesia
Tenaga Survei
Tenaga Survei dalam hal ini adalah mereka tenaga ahli dalam bidang pengukuran bumi, pengukuran tanah dan darat. Tenaga ahli ini berasal dari kampus-kampus yang mengajarkan ilmu bumi, seperti Teknik Geodesi dan Geomatika. Hingga saat ini, kebutuhan akan tenaga ahli survei ini sangat dibutuhkan oleh Indonesia
Praktisi Medis
Dibukanya keran MEA memungkinkan Anda bertemu dengan dokter asing saat berada di Rumah Sakit. Tenaga ahli di bidang kedokteran menjadi profesi yang sangat bersaing ketat dengan berbagai negara yang tergabung dalam MEA. Jika tidak mampu bersaing, jangan heran jika Rumah Sakit yang Anda kunjungi dipenuhi oleh tenaga medis asing
Perawat
Kebutuhan akan hidup sehat tentu menjadi kebutuhan semua orang. Oleh karenanya tenaga ahli di bidang kedokteran sangat dibutuhkan. Tak hanya dokter, perawat juga perlu memiliki kompetensi yang unggul agar dapat bersaing dengan tenaga perawat asing. Jika Anda merupakan seorang perawat dengan kompetensi unggul dan memiliki jam terbang yang tinggi, tidak ada salahnya untuk bekerja di Rumah Sakit luar negeri, namun jika Anda merasa belum memiliki jam terbang tinggi, ada baiknya Anda meningkatkan kompetensi diri Anda agar dapat bersaing.


KAMUFLASE

Indonesia yang belum bisa bersaing dengan negara-negara ASEAN adalah: Pertama, Indonesia belum mampu atau tidak mau mengolah sumberdaya alam yang dimilikinya. Sekarang ini 40% ekspor Indonesia berupa bahan mentah dari sumberdaya alam seperti batubara, minyak nabati, gas, dan minyak bumi. UU baru yang melarang ekspor mineral mentah barangkali merupakan angin segar tetapi harus didukung dengan modal dan teknologi tinggi untuk mengolahnya
Kedua, SDM Indonesia sampai saat ini juga tergolong masih rendah kualitasnya, terutama ahli-ahli atau sarjana eksakta (teknik) yang masih kurang
Pendidiakan 9 tahun yang dicanangkan oleh pemerintah dan telah berjalan selama ini kemungkinan besar tidak berdampak baik bagi masyarakat, karena pendidikan 9 tahun hanya sebatas tingkat SLTP/sederajat tidak memberikan keahlian yang mengarah keahlian yang profesiona, maka masyarakat Indonesia yang memiliki pendidikan rendah dan tidak memiliki keahlian mau tidak mau akan mengalami pergeseran level status ketika masyarakat dari anggota MEA masuk dan menduduki posisi jabatan lebih tinggi.
Ketiga, infrastruktur Indonesia yang buruk juga menyebabkan ekonomi biaya tinggi bagi produksi barang dan jasa sehingga harganya tidak bisa bersaing di pasar ASEAN
Keempat, di sektor jasa Indonesia sangat ketinggalan. Padahal seperti diketahui dalam ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS) sudah dibuka liberalisasi untuk profesi Akuntan, dokter, dokter gigi, insinyur, perawat, dan arsitek.
Kelima, sektor pertanian yang merupakan sektor potensial Indonesia ternyata banyak ditinggalkan oleh berbagai kebijakan pemerintah. Padahal negara ASEAN lain juga punya sektor unggulan sektor pertanian dan mereka mengembangkannya dengan sungguh-sungguh. Contohnya adalah Thailand, Vietnam dll


Bagaimana menurut Kamu tentang MEA...?

Share on :

0 komentar:

Post a Comment

Cari Uang Sampingan...

ANDA SUKA

Budidaya Belut